Rabu, Agustus 22, 2012

Sinopsis Buku I; Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi

Identitas Buku
Judul Buku: Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi; Pengarang: Syaikh Idahram; Penulis: Syaikh Idahram; Editor: Irwansyah; Penerbit: Pustaka Pesantren, Yogyakarta; Cetakan: II, 2011; Tebal: 338 hlm.; Ukuran: 13,5 x 20,5 cm.

Isi Buku
Buku yang berjudul Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi ini merupakan bagian ke tiga dari Trilogi Data dan Fakta Penyimpangan Salafi Wahabi. Dua buku sebelumnya yang berjudul Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi; Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama dan buku Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik; Episode Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi telah mendapat respon yang sangat positif dari para pembaca.
Secara umum isi buku ini meliputi tiga bagian besar. Bagian I mengulas tentang Penyimpangan Tiga Tokoh Utama Salafi Wahabi. Sebelum membicarakan ketiga tokoh tersebut, penulis terlebih dahulu mengungkapkan siapakah itu Salafi Wahabi. Ketiga tokoh Salafi Wahabi yang menurut penulis menyimpang adalah Ibnu Taimiyyah al-Harrani yang dikatakan sebagai Soko Guru Wahabi. Tokoh kedua adalah Muhammad Ibnu Abdul Wahab yang merupakan pendiri Salafi Wahabi dan tokoh ketiga adalah Muhammad Nashiruddin al-Albani yang dikenal sebagai “Ahli Hadis” Salafi Wahabi.
Bagian II bertemakan Mewaspadai Para Tokoh Salafi dan Propaganda Mereka. Dalam bagian ini penulis mengupas beberapa hal, diantaranya Mewaspadai Propaganda Salafi Wahabi dalam rangka menyesatkan dan membodohi umat. Propaganda yang harus diwaspadai juga terhadap Tokoh Salafi Wahabi dan karya-karya mereka. Tidak terbatas pada karya-karya mereka, akan tetapi propaganda mereka juga diungkapkan oleh penulis dengan menggunakan media-media lain seperti Situs Website/ Blog ustaz-ustaz Salafi Wahabi. Dalam bagian ini penulis juga mengulas nama-nama penerbit buku yang berpaham Salafi Wahabi.
Pada bagian III penulis mengulas kontra Salafi Wahabi. Pada bagian ini penulis mengangkat tema Bantrahan dari Ulama Internasional. Bantahan terhadap Salafi Wahabi terlihat pada ratusan Buku Ulama Islam terkemuka. Diantaranya ada yang membatah Salafi Wahabi secara umum, ada juga yang mengkhususkan satu tokoh Salafi Wahabi tertentu seperti Ibnu Taimiyyah, Muhammad Ibnu Abdul Wahab dan Al-Albani. Dalam bagian akhir buku ini diungkapkan fatwa Ulama Al-Azhar yang mengatakan Salafi Wahabi adalah sesat, begitu pula pembagian Tauhid versi Salafi Wahabi adalah Sesat.
Mengawali pembahasan tentang Penyimpangan Tiga Tokoh Utama Salafi Wahabi, penulis mengulas jati diri Salafi Wahabi dan asal-usulnya. As-salaf secara epistemologis bermakna orang-orang yang hidup sebelum zaman kita. Secara terminologis, as-salaf adalah generasi tiga abad pertama sepeninggal Rasulullah. Tapi akhir-akhir ini istilah salafi oleh satu kelompok diklaim sebagai satu-satunya kelompok yang mengikuti orang-orang salaf. Dahulu salafi dikenal dengan nama wahabi. Tidak ada perbedaan Salafi yang ini dengan Wahabi. Sewaktu di Jazirah Arab, mereka dikenal dengan Wahhabiyah Hanbaliyah, namun ketika di ekspor ke luar Saudi, mereka menamakan dirinya dengan ‘Salafi’. (h. 33-35)
Beberapa tokoh Salafi Wahabi yang dianggap menyimpang oleh penulis adalah Ibnu Taimiyyah al-Harrani (Soko Guru Wahabi), Muhammad Ibnu Abdul Wahab (Pendiri Salafi Wahabi) dan Muhammad Nashiruddin al-Albani (Ahli Hadis Salafi Wahabi). Ibnu Taimiyyah yang digelari Syaikh al-Islam oleh mereka keliru dalam beberapa hal diantaranya: Ibnu Taimiyyah mentasybih dan mentajsim Allah dengan makhluk-Nya dengan beberapa bukti dalam karya-karyanya seperti dalam kitab Bay±n Talb³s al-Jahmiyyah atau yang juga dikenal dengan Naqd As±d at-Taqd³s (at-Ta’s³s f³ raddi as±s at-Taqd³s). (h. 48). Ibnu Taimiyah juga meyakini kemurnian Injil dan Taurat, bahkan menjadikannya referensi. Ini bisa dilihat dalam kitab Fatawa-nya di jilid 5 halaman 406. (h. 59). Ibnu Taimiyah menyatakan: Alam dunia dan makhluk kekal abadi. Hal ini diketahui melalui buku al-Muwafaqah jilid 2, halaman 75. (h. 64). Ibnu Taimiyah membenci keluarga Nabi Saw. (Ahlul Bait). Dia menuduh ahlul bait seperti Imam Ali sebagai orang durjana dan haus kekuasaan, hal ini diungkapkan dalam bukunya Minh±j as-Sunnah an-Nabawiyyah. (h. 67). Ibnu Taimiyah menghina para sahabat utama Nabi Saw. dan para ulama (h. 67). Dan masih banyak lagi penyimpangan-penyimpangan lain. Adapun Muhammad Ibnu Abdul Wahab, penulis mencatat ada 12 penyimpangan, diantaranya adalah mewajibkan hijrah ke Nejd (h. 97). Mengharamkan salawat kepada Nabi Saw. (h. 98). Sombong dan merasa lebih baik dari Rasulullah (h. 106). Mengkafirkan para pengguna “Sayyid”, para ulama sezamannya, dan mengkafirkan Ibnu Arabi, Ibnu Sab’in dan Ibnu Faridh. Yang lebih jauh lagi, ia menyamakan orang-orang Kafir dengan orang-orang Islam (h. 108-116). Memuji kafir Quraisy, Munafik dan Murtad, namun mencaci kaum muslimin (h. 119). Selanjutnya penulis mengungkap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Muhammad Nashiruddin al-Albani yang merupakan ahli hadis Salafi Wahabi, diantaranya adalah ia merasa lebih baik dari Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ulama hadis lain, bahkan berani mengkafirkan Imam Bukhari. Lebih berani lagi, ia melemahkan ribuan hadis yang diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim (h. 133-143). Al-Albani disinyalir juga bnayk melakukan kesalahan, suka menipu, berbohong dan mengeluarkan fatwa-fatwa menyimpang (h. 165-179)
Dalam rangka mewaspadai para tokoh Salafi Wahabi dan propagandanya, penulis memberikan peringatan kepada pembaca untuk berhati-hati terhadap ulama-ulama dan media yang berafiliasi kepada Salafi Wahabi, diantaranya Ibnu Baz, Ibnu Shalih al-Utsaimin, Shalih ibnu Fauzan dan lain-lain. (h. 215-230). Penulis juga mengingatkan pembaca untuk berhati-hati terhadap beberapa media yang dicurigai membawa misi Salafi Wahabi, diantaranya Maktabah Syamilah yang memuat beberapa kitab-kitab salafi wahabi, situs/blog ustaz-ustaz wahabi dan beberapa penerbit buku yang berfaham salafi wahabi (h. 233-237).
Pembahasan buku ini diakhiri dengan bantahan ulama internasional terhadap paham Salafi Wahabi. Penulis menyebutkan ulama-ulama, buku-buku dan fatwa-fatwa yang membantah dan menganggap sesat aliran Salafi Wahabi, diantaranya adalah fatwa Ulama al-Azhar. (h. 241-323).
Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena memaparkan secara ringkas dan cerdas berbagai kerancuan dan penyimpangan tokoh-tokoh ulama sekte Salafi Wahabi, berikut gugatan para ulama terkenal Ahlussunnah wal Jama’ah dari berbagai, dari berbagai generasi, berbagai belahan dunia, dan berbagai bidang keilmuan yang berbeda. Selamat Membaca. [Arif Syibromalisi]

Tidak ada komentar: