Dua Nasehat
Hidup manusia
tidak terlepas dari coba dan ujian dari Allah swt. Sebagai makhluk yang lemah, manusia
harus menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhannya, sembari selalu berusaha
mencari jalan terbaik untuk keluar dari cobaan dan ujian tersebut. Dan Islam melalui Al-Qur'an selalu mempunyai jalan keluar yang dibutuhkan manusia. Dalam sebuah hadis
dikatakan: “Aku tinggalkan 2 nasehat kepadamu, nasehat pertama yang dapat
berbicara dan nasehat yang kedua tidak dapat berbicara (bisu). Nasehat yang
dapat berbicara adalah Al-Quran dan nasehat yang tidak dapat berbicara adalah
kematian”.
Barangkali hadis
ini terinspirasi dari firman Allah swt dalam Q.S. Yunus, 57 yang berbunyi “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu
pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”. Dalam ayat ini dijelaskan fungsi Al-Quran bagi
manusia adalah sebagai pelajaran (nasehat, mau’izah), penyembuh, petunjuk serta
kasih sayang bagi umat manusia.
Sedangkan mengenai kematian, hadis ini juga dikuatkan hadis lain yang
diriwayatkan oleh ‘Ammar bin Yasir bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Cukuplah
kematian sebagai nasihat/pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan dan
cukuplah ibadah sebagai pekerjaan”.
Kehebatan
Al-Qur’an
Al-Qur’an
memuat segala dimensi kemanusiaan baik sebagai makhluk pribadi maupun sosial.
Segala yang terjadi pada manusia dan ditanyakan oleh manusia, sejatinya telah
ada jawabannya dalam rangkaian ayat-ayat indah Al-Qur’an. Tentunya, bagi orang
yang mau belajar dan mencari.
Bahkan, hal-hal
yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia sekalipun ada dalam Al-Qur’an.
Menarik untuk disimak, sebuah kisah yang terjadi pada waktu Umar bin Khattab
menjadi Khalifah kedua. Pada waktu itu, datang serombongan pendeta Yahudi
berjumlah 50 orang yang menanyakan hal-hal aneh kepada Umar. Umar yang tidak
pandai dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, akhirnya memanggil Ali
bin Abi Thalib yang masyhur dengan kecerdasannya.
Diantara
pertanyaan pendeta Yahudi itu adalah:
1. Adakah kuburan yang berjalan bersama penghuninya?
2. Sebutkan makhluk yang dapat memperingatkan sebangsanya, tapi bukan dari
golongan jin atau manusia?
3. Jelaskan 5 makhluk yang berjalan dimuka bumi ini, namun tidak dilahirkan
oleh induknya?
Bagi Ali,
pertanyaan-pertanyaan tersebut sangatlah mudah karena sudah termaktub dalam
Al-Qur’an. Pertanyaan pertama: Kuburan yang berjalan bersama penghuninya adalah
ikan hiu yang menelan Nabi Yunus. Dikabarkan ikan itu telah melalui 7 samudera
bersama “penghuni-penghuni” yang ada di dalamnya (Q.S. ash-Shaffat: 139-144).
Pertanyaan kedua, makhluk itu adalah semut yang memperingatkan teman-temannya
untuk masuk ke dalam sarang, agar tidak terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman
(Q.S. an-Naml: 18). Pertanyaan ketiga, makhluk-tersebut adalah Nabi Adam, Siti
Hawa, Domba Nabi Ibrahim (Q.S. ash-Shaffat: 107), Unta Nabi Soleh (Q.S. al-A’raf:
73) dan Ular Nabi Musa, yang awalnya adalah tongkat(Q.S. asy-Syu’ara: 45). Jawaban
semuanya ada di dalam al-Qur’an.
Resep Qur’ani
Kembali ke
fungsi al-Qur’an sebagai nasehat, menarik untuk disimak pesan seorang Imam
besar yaitu imam Jakfar as-Shadiq yang menjelaskan resep al-Qur’an agar
terhindar dari masalah-masalah kehidupan. Di bawah ini adalah pesan Imam Jakfar
as-Shadiq, agar terhindar dari ketakutan, keresahan dan tipu daya manusia.
Terbebas dari ketakutan
Ketakutan/rasa takut
adalah kegelisahan fisik dan perasaan karena sebab yang sudah diketahui. Al-Qur’an
memberikan resep untuk mengusir rasa takut itu. Dalam Q.S. Ali Imran: 173 ditegaskan,
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia
sebaik-baik pelindung.” Barangsiapa yang membaca bacaan
tersebut, maka akan terhindar dari rasa takut, karena Allah berfirman pada ayat
selanjutnya yaitu ayat 174: “Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia
(yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana..”Ini merupakan
janji Allah bagi orang yang membaca ayat di atas. Segala hal yang menakutkan
manusia sejatinya di bawah kuasa Allah, maka cukuplah Allah sebagai pelindung
manusia dalam menghadapi apa yang ditakutkan.
Terbebas dari keresahan
dan kedukaan
Berbeda dengan takut, resah adalah kegelisahan fisik dan
perasaan karena sebab yang tidak diketahui. Al-Quran memberikan resep untuk
mengusir rasa resah/duka itu. Dalam Q.S. al-Anbiya: 87 dianjurkan untuk
membaca:
لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada
tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau.
Sungguh, aku termasuk orang-orang yang
zalim.” Siapa yang membaca ayat tersebut
niscaya akan terhindar dari keresahan, karena di ayat selanjutnya Allah
menegaskan: Maka Kami kabulkan (doa) nya dan Kami selamatkan dia dari
kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang
beriman. (Q.S. al-Anbiya: 88)
Terbebas dari Tipu daya
Hidup bermasyarakat tidak dapat terhindar dari gesekan dan
konflik dengan sesama. Jika kita terkena tipu daya dari orang lain, maka
dianjurkan untuk membaca:
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada
Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”(Q.S. al-Mu’min: 44). Janji Allah dalam ayat selanjutnya adalah:
“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka..” (Q.S.
al-Mu’min: 45).
Demikianlah indahnya al-Qur’an memberikan solusi untuk
permasalahan dalam kehidupan ini. Jika digali lebih lanjut, masih banyak sekali
nasehat-nasehat al-Qur’an yang dapat dijadikan rujukan dikala manusia
mendapatkan ujian dan cobaan. [Syibromalizi]